![king abdullah]()
![king abdullah]()
![king abdullah]()
Pemerintah Arab Saudi baru saja mengumumkan peluncuran portal online terbarunya yang khusus dibuat untuk raja mereka King Abdullah. Dengan portal yang menjanjikan hubungan langsung dengan pemerintah tersebut ditujukan bagi warga negara Arab Saudi dimana mereka bisa menyuarakan opini mereka terkait negara dan kepemimpinan Raja Abdullah.
Menurut laporan Arab News, portal tersebut digagas sendiri oleh Raja Abdullah dengan tujuan untuk membangun hubungan antara Raja dan warga negaranya. Siapa saja yang memiliki kartu tanda penduduk Arab Saudi bisa membuka akun di situs tersebut menggunakan nomor ID di kartu mereka kemudian langsung bisa membuat komentar, komplain atau saran yang kemudian akan dilaporkan langsung ke Raja Abdullah. Menurut laporan Saudi Gazette, situs ini sendiri saat ini masih beroperasi secara eksperimental.
Dengan sistem baru ini, instansi pemerintah bisa mendapat tugas baru dimana user bisa langsung menunjuk isu terkait dengan layanan yang mereka tawarkan. Hal ini tentunya cukup menguntungkan bagi para warga negara. Dan dekan Universitas King Abdulaziz d Arab Saudi, Abdelelah Saaty, yakin bahwa situs ini merupakan langkah maju yang sangat positif. Disebutnya ini merupakan langkah yang strategis yang pernah dibuat sepanjang sejarah kerajaan.
Langkah ini memang terbilang cukup kontroversial karena tidak sejalan dengan kebijakan internet yang dianut negara tersebut selama ini. Arab Saudi selama ini dikenal sangat ketat terkait dengan akses internet yang dilakukan di negara tersebut. Pemerintah tak segan-segan membuat larangan akses situs yang dinilai ofensif, termasuk segala situs yang terkait dengan pornografi, topik LGBT dan masalah hak asasi manusia lainnya. Bahkan aplikasi messaging seperti Viber dan WhatsApp pun dilarang digunakan di sana menyusul polisi agama yang menyatakan bahwa Muslim yang menggunakan Twitter atau bentuk media sosial lainnya akan masuk neraka. Meski begitu, Twitter sendiri tidak dilarang aksesnya dan kenyataannya ada sepertiga warga Arab Saudi yang terhubung dengan Twitter menjadi user aktif Twitter setiap bulannya.
Pemerintah Arab Saudi baru saja mengumumkan peluncuran portal online terbarunya yang khusus dibuat untuk raja mereka King Abdullah. Dengan portal yang menjanjikan hubungan langsung dengan pemerintah tersebut ditujukan bagi warga negara Arab Saudi dimana mereka bisa menyuarakan opini mereka terkait negara dan kepemimpinan Raja Abdullah.
Menurut laporan Arab News, portal tersebut digagas sendiri oleh Raja Abdullah dengan tujuan untuk membangun hubungan antara Raja dan warga negaranya. Siapa saja yang memiliki kartu tanda penduduk Arab Saudi bisa membuka akun di situs tersebut menggunakan nomor ID di kartu mereka kemudian langsung bisa membuat komentar, komplain atau saran yang kemudian akan dilaporkan langsung ke Raja Abdullah. Menurut laporan Saudi Gazette, situs ini sendiri saat ini masih beroperasi secara eksperimental.
Dengan sistem baru ini, instansi pemerintah bisa mendapat tugas baru dimana user bisa langsung menunjuk isu terkait dengan layanan yang mereka tawarkan. Hal ini tentunya cukup menguntungkan bagi para warga negara. Dan dekan Universitas King Abdulaziz d Arab Saudi, Abdelelah Saaty, yakin bahwa situs ini merupakan langkah maju yang sangat positif. Disebutnya ini merupakan langkah yang strategis yang pernah dibuat sepanjang sejarah kerajaan.
Langkah ini memang terbilang cukup kontroversial karena tidak sejalan dengan kebijakan internet yang dianut negara tersebut selama ini. Arab Saudi selama ini dikenal sangat ketat terkait dengan akses internet yang dilakukan di negara tersebut. Pemerintah tak segan-segan membuat larangan akses situs yang dinilai ofensif, termasuk segala situs yang terkait dengan pornografi, topik LGBT dan masalah hak asasi manusia lainnya. Bahkan aplikasi messaging seperti Viber dan WhatsApp pun dilarang digunakan di sana menyusul polisi agama yang menyatakan bahwa Muslim yang menggunakan Twitter atau bentuk media sosial lainnya akan masuk neraka. Meski begitu, Twitter sendiri tidak dilarang aksesnya dan kenyataannya ada sepertiga warga Arab Saudi yang terhubung dengan Twitter menjadi user aktif Twitter setiap bulannya.