Perusahaan furniture terkemuka, Ikea, menghadirkan sebuah rancangan furnitur dan teknologi yang mendukung untuk masa depan. Ruangan yang difokuskan Ikea adalah dapur dimana perusahaan tersebut menargetkan rancangan teknologi tersebut sudah bisa dinikmati pada tahun 2025 mendatang.
Untuk merancang dapur masa depan ini Ikea berkolaborasi dengan perusahaan bernama IDEO London dan para siswa dari universitas Lund dan Eindhoven. Dapur masa depan tersebut dirancang untuk membuat orang-orang menjadi lebih kreatif dengan makanan yang akan dimasak sekaligus mengajak mereka untuk menjalani gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
Konsep dapur untuk sepuluh tahun mendatang ini merupakan proyek mahasiswa yang dibuat berdasarkan asumsi pada berkurangnya sumber daya alam dan manusia harus bisa memanfaatkan energi seefisien mungkin, lahan yang sempit serta keluarga yang menua dengan anak yang lebih sedikit. Konsep ini sendiri hadir lebih mirip sebagai rekayasa sosial dibanding rekayasa dapur dimana konsep dapur ini lebih memaksa penghuninya untuk menjalani gaya hidup ‘hijau’. Dapur tersebut nantinya akan melibatkan akun sosial, teknologi dan tantangan demografis yang akan mengubah bagaimana orang berhubungan dengan makanan mereka. Menurut Gerry Dufrense, manager kitchen and dining range IKEA, hasil dari studi ini akan digunakan dalam pengembangan produk IKEA di masa depan.
Salah satu hasil rancangan dari proyek dapur 2025 adalah Temporary Kitchen, yang menghadirkan beberapa contoh teknologi luar biasa yang bisa diterapkan di dapur. Salah satu yang menonjol adalah sebuah meja yang nampak biasa saja, namun akan menjadi fokus utama dimana meja tersebut akan digunakan untuk memasak, makan, bekerja, bermain dan bersosialisasi dan membuat orang menjadi lebih kreatif plus mengurangi limbah.
Di atas meja diletakkan kamera pintar dan proyektor yang akan bertindak sebagai pusat kontrol interaktif. Dengan menaruh bahan makanan di atasnya, maka kamera akan mengidentifikasi bahan makanan tersebut dan memberikan proyeksi saran untuk makanan yang bisa disajikan menggunakan bahan tersebut termasuk resep dan waktu memasaknya. Meja yang digunakan itu sendiri bukan meja kayu biasa karena di bawahnya dilengkapi dengan koil atau kumparan induksi yang terhubung ke jaringan komputer yang kemudian bisa memanaskan peralatan masak dan sekaligus bisa digunakan untuk men-charge piranti digital seperti smartphone, tablet, dan sebagainya.
Selain menghadirkan meja pintar, konsep dapur tersebut juga menghadirkan unit penyimpanan yang akan menggantikan posisi lemari es dan rak. Hal ini untuk membuat praktis karena asumsi belanja di masa depan sudah semakin cepat dan bisa dilakukan dengan memesan dan pesanan bisa diantarkan oleh semacam drone. Konsep unit penyimpanan ini menggunakan rak terbuka dengan susunan papan seperti pada kios. Papan rak tersebut dilengkapi dengan sensor tersembunyi dan teknologi induksi pendinginan cerdas sehingga bisa menggantikan fungsi lemari es. Selain tempat penyimpanan untuk mendinginkan bahan makanan, disediakan juga tempat penyimpanan dengan fungsi sebaliknya, yakni untuk memanaskan makanan.
Dapur juga dilengkapi dengan sistem khusus yang bisa digunakan untuk mendaur ulang sisa-sisa makanan dan pembungkus termasuk botol dan sampah lainnya. Sistem tersebut akan bisa menghancurkan dan mengepak dengan vakum dalam sebuah tabung bio polimer dan melabelinya untuk kemudian disortir saat diambil nantinya, tergantung tingkatan sampah tersebut untuk bisa didaur ulang. Dan satu lagi teknologi yang dibenamkan adalah di bagian pencucian piring yang dilengkapi dengan sistem komposting dimana benda cair akan dibuang dan benda padat akan dipadatkan menjadi keping tak berbau yang kemudian akan dikumpulkan oleh petugas setempat. Air hasil komposting akan digunakan untuk menyiram tanaman yang ada di dalam rumah namun air yang tidak cocok digunakan untuk tanaman akan dibuang dalam pipa limbah kota.